Senin, 07 Juni 2010

Me, you and our dreams...

Pandanganku melambung tinggi dihamparan awan yang menutupi biru langit. Sesekali gugusan awan membentuk karakter-karakter. Ada yang terlihat seperti anak domba, burung dara, bentuk hati dan kerap muncul adalah rambut legenda Achmad Albar. Kita duduk cuek diatas hijau rumput di lapangan bola itu, menikmati waktu yang selalu kita rindukan, dimana waktumu dan waktuku serasa melilit bagai naga yang berputar menemukan ekornya. Sejenak keabadian kita kecap.

Segala kisah tertumpah bersama jutaan rasa yang tak mungkin lagi kita bendung. Keangkuan memuncak menemukan ruangnya berkuasa, tak menghiraukan apapun disekeliling kita. Hanya kau dan aku, terselimut kubah tak kasat mata yang melindungi kita dari segalanya. Tawa dan tangis membawa kita semakin hanyut dalam rasa saling memiliki. Keabadian kita kecap walau sang waktu tetap menjentik angkuh.

Cerita demi cerita, rasa demi rasa, mimpi demi mimpi, rencana demi rencana mengurai tak henti dan kita begitu menikmatinya. Tak ada lagi kau dan aku melainkan kita. Sedihmu sedihku, tawamu tawaku juga. Dunia kita sungguh hanya segenggam perasaan yang berwarna bagai pelangi, namun tiada habis untuk terus kita urai. Kita merajai hari. Tak terkalahkan lagi, hingga ego serasa melejit tinggi bagai meteor yang bergesek dengan atmosfer, menyala hingga melebur.

Soulmate, belahan jiwa, sahabat sehati, pemimpi, kita mendefenisikan diri. Namun apapun namanya, kita percaya kalau hati kita saling terikat, mengikat.

Waktu menjadi musuh terbesar yang tak mungkin pernah bisa taklukkan namun selalu memukau untuk selalu kita taklukkan atau hanya sekedar menikmati tiap kejutan yang selalu ia berikan dalam hidup ini. Kejutan yang tak pernah kita duga akan membawa kita kemana dan kita hanya berusaha menikmatinya. Dia tak akan pernah menunggu, selalu siap menggilas siapapun tanpa pertimbangan apapun, karenanya sebisa mungkin kita menikmati apa yang ia sajikan saat ini.

Kita sadar tak ada yang abadi dalam perjalanan ini. Bagaimanapun cerita pasti punya akhir. Bagaimanapun kebarsamaan pasti selalu diikuti perpisahaan. Dan aku hanya tak mau melewatkan momen ini yang kuharap suatu saat akan menjadi kenangan yang selalu kubawa dalam perjalanan panjang ini, agar tak pernah kurasakan kutukan terberat sang waktu. Penyesalan. Kata yang kuharap tak pernah tertulis dalam riwayat ku.

Kita rajut tiap detik kebersamaan ini menjadi bingkisan yang suatu saat indah dalam ingatan. Mimpi dan janji yang kita ucap menjadi doa penuh harap. Berharap waktu dan keadaan akan berpihak pada kita kelak.

Sejenak, kurasakan keabadian memeluk kita...

[for my soulmates... hope it will be forever... love u all... MDN:070610:04.17]