Jumat, 26 November 2010

...Doa pria kecil...

Peron itu penuh dengan orang-orang yang kehilangan nurani mereka...

Child in war
Pria kecil itu hanya tertunduk lemas disangga tiang besi di tepi peron. Tak ada tanda-tanda kehidupan terlihat darinya. Tubuh kurusnya lusuh dihinggapi serangga dan dia mulai tak menghiraukannya, lelah karena ternyata hanya merekalah yang peduli keberadaannya. sedang mata-mata itu hanya memandangnya jijik, penuh tanya, atau hanya terselip kasihan namun tak ingin melakukan apapun, hari-hari mereka sudah terlalu pelik untuk menambah satu masalah lagi. 

Apa yang dapat dilakukan seorang pria kecil yang kini sebatang kara, telah direbut kabahagiaanya oleh penguasa-penguasa lalim. Kepalanya tertunduk dalam, namun air mata tak kunjung berhenti menggenangi sepasang bola mata sayu itu.  Mata yang menatap kosong, yang memantulkan beratnya beban hati yang ia pikul. Pria kecil itu kehilangan semangatnya, kehilangan kepercayaannya akan hidup yang menjanjikannya kebahagiaan. Jalan yang hidup berikan terlalu berat untuk terus ia jejaki.

http://namtour.com/childrenofwar.html
peron itu semakin sesak dipenuhi orang-orang yang mulai kehilangan nuraninya bersamaan dengan bunyi kereta yang memenuhi seisi ruang. 

Pria kecil itu tak dapat berkata apapun lagi. Yang ia butuhkan adalah ketenangan. Ketenangan yang hampir tak pernah ia rasakan. Ia letih berharap dan mulai kehilangan kepercayaannya akan doa-doa yang selalu ia ucap. Mungkin Tuhan tak menginginkannya untuk terus berenang di lautan kemunafikan, ia pun merubah doanya, lebih sederhana dan pasrah.

http://www.english.globalarabnetwork.com
Dua hari lalu satu ledakan besar menghanguskan segala mimpinya. Orang-orang tercintanya turut hangus menjadi debu bersama seisi kota. Dua hari lalu burung-burung besi sial itu menjatuhkan kutukannya yang menghanguskan seisi kota dan menyisakannya  sebatang kara bersama luka yang jauh tak terperi. Beberapa orang mengatakannya beruntung, karena ia tak ikut tewas disana, namun tak demikian dengan yang ia rasakan. Hidupnya turut hancur bersama keping-keping reruntuhan kota, seperti debu-debu yang tertiup angin yang jika hinggap di mata hanya membuat perih saja, terlalu sulit untuk terus digenggam. 
http://www.vagabondjourney.com
Tangannya yang lemah menggenggam kotak kaleng permen yang di kerubuti semut-semut rakus. Kotak kosong yang usang. Disana ia simpan semua manisnya hidup yang pernah ia kecap bersama orang-orang yang ia cintai. 

Nafasnya tersegal, lemah. Masih tercium olehnya aroma anyir mayat-mayat hangus di kota yang tinggal puing itu. Kebencian apa yang membuatnya seperti ini sekarang? Ia hanya ingin hidup tenang tanpa rasa was-was yang terus menghantui bagai bayang yang kerap muncul tiap kali cahaya menerpanya. Apa yang dapat dilakukan seorang pria kecil sebatang kara di dunia yang penuh kemunafikan ini? Sekarang ia hanya ingin bermimpi.

http://osocio.org
Suara ingar bingar orang-orang penghuni peron itu menjadi nyanyian ninabobok yang semakin bersahabat membelai ditelinganya. Bau anyir itu hilang perlahan-lahan berganti harum permen yang selalu ia kulum dahulu, mimpi yang selalu samar kini seolah nyata ia pijak. Kini terdengar begitu jelas suara hatinya yang menyanyi merdu. Rasa rindu yang teramatsangat kini seolah tertumpah, terpenuhi. Doanya terjawab sudah.
...Kini biarkan aku hidup dalam mimpi selamanya...
 

[...tak akan ada lagi yang mengusik mimpi indahnya... MDN.16:06.261110]

6 komentar:

buBbLeGoeM mengatakan...

bangun wahai pria kecilku...
mimpimu tak kan pernah berujung, ada mimpi mimpi lain yang berharap engkau raih di luar sana
biarkan tangan kecilmu menggenggamnya erat
biarkan mimpi-mimpi itu merasa nyaman dalam dekapmu..

bangun wahai pria kecilku..
jemputlah mimpimu dan katakan pada dunia bahwa engkau kan terus bermimpi walau dunia tak pernah bersahabat pada engkau

Anonim mengatakan...

Za mengatakan :

Hidup bagai mata koin.Dekat,berdampingan namun berlawanan.Ada suka - duka,bahagia - sedih juga hidup - mati.Namun yang pasti,selalu tatap hidup ini dengan optimis.

Bocah kecil itu adalah korban sifat keiblisan yang bersembunyi dalam raga manusia.
Jemput mimpimu bocah kecil !!
karena bermimpi terkadang adalah pemandu untuk kita agar lebih kuat.

Semoga tak ada lagi duka hati makhluk tak berdosa.

Blue Girl mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Blue Girl mengatakan...

...
Nun jauh disana anak kecil seperti itu sangat lha banyak...

Tapi pernahkah kita melihat kediri kita..,
bahwa ternyata terkadang kita justru tak lebih kuat dari anak kecil itu...
Bahkan untuk berdoa pun kita seolah tak mampu!
Apalagi untuk bermimpi...

Nah..,
saatnya benahi diri!
Agar tak terjadi "rampas-merampas mimpi" diantara kita_bocah-bocah kecilNYA...
Tetapi justru saling bahu-membahu,
bergandengan tangan, bahkan saling membopong disaat-saat tersulit sekalipun!

Anonim mengatakan...

bocah kecil, kau tak sendiri, ...

-OZ-

M. Remie mengatakan...

Thanks guys buat apresiasinya (jiahhhh...!!)
Btw, smua pd kebawa ceritanya ampe komen buat gw-nya malah kelupaan...

Posting Komentar