Rabu, 14 Juli 2010

Menanti selamat tinggal...

Kau genggam tangan ini seolah kau akan terhempas kehilanganku. Wajahmu yang putih menggariskan kawatir akan hal yang kita takuti akan terjadi. Aku hanya bisa menenangkanmu dengan membalas genggaman erat tanganmu, memastikan segalanya akan baik-baik saja. Hanya ini yang bisa kuberikan. Tak lebih. Karena sungguh tak terelakkan, cepat atau lambat dia akan mengurai jarak diantara kita.Ia akan selalu mengintai, menunggu waktu meniupkan pluit aba-aba yang mengharuskannya hadir di tengah kebarsamaan ini.

Tak ada kebersamaan yang abadi diatas dunia ini. Jodoh adalah simbol pengikat kebersamaan ini dan saat jodoh itu mulai menemukan ujung dimana ia harus berakhir maka jarak itu harus kita terima, tanpa kecuali, suka ataupun tidak. Kebersamaan ini sesungguhnya adalah menunggu hal yang paling kita takuti ini. Karena tak ada cerita yang tak berakhir. Tak ada langkah yang tak akan terhenti. Awal dan akhir akan selalu menjadi sejoli yang tak terelakkan adanya. Bagaimanapun keduanya saling terikan. Sedang kata "abadi" yang kita puja untuk kebersamaan ini hanyalah sekedar penawar luka, penghibur untuk kita agar takpernah berhenti berharap akan akhir yang indah.


Yang dapat kulakukan untuk kebersamaan ini adalah memaknainya dengan merajut benang-benang cerita tentang kebersamaan ini menjadi selimut kenangan yang siap menghangatkanmu atau sekedar membawamu kembali menelusuri pilin-pilin benang cerita yang pernah kita rajut bersama, walau hanya sesaat dalam ingatan.


Tak ada gunanya kita berlari menghindarinya. Sosoknya selalu mengintai di balik kelam punggung kita, selalu menanti saat punggung kita saling bertemu. Namun tak perlu khawatir, hatimu dan hatiku akan saling berkait, ingatan kita akan merekam segala yang terjadi dalam kebersamaan ini. Kau dan aku hanya perajut cerita yang bertugas merajut detik tiap detik waktu kita menjadi cerita yang kelak siap kau bagi kepada dunia. Tawa dan tangis menjadi corak yang mewarnai cerita yang kita rajut.

Tak perlu kau risau memikirkan perpisahan yang selalu membayangi kebersamaan yang saat ini kita kecap. Aku masih bersamamu saat ini. Rangkumlah tiap waktu kita bersama, keristalkan ingatanmu. Bagaimanapun suatu saat perpisahan akan memisahkan kita, menyudahi kebersamaan ini, namun aku percaya jika kita saling menginginkan kebersamaan ini tak akan ada satu apa pun yang bisa membuat kita terpisah. Karena hati kita saling terkait.

Kau semakin menggenggamku erat. Seolah waktu mulai berputar semakin kencang hingga kau takut terhempas dari genggamanku....

Tak perlu khawatir, karena hati kita saling terkait...

[...yg kita lakukan hanya menunggu 'dia' datang.... MDN:15.11:14072010]

3 komentar:

Anonim mengatakan...

>>Blue Girl

Genggaman tangan itu pun sebenarnya terasa tak lebih dari sekedar mempersiapkan batin tapi tidak keadaan untuk sebuah kata perpisahan atau akhir dari kebersamaan ini...
Tapi percaya...,
setelah semua menemukan akhir...maka dalam hitungan sekon...dari sanalah bermula sebuah awal...
semoga indah...!

M. Remie mengatakan...

Seep buk!!

Anonim mengatakan...

ada orang yang ketika semuanya lengkap tanpa cela, mengutuk tentang cinta yang tak pernah mampir. lalu satu persatu orang-orang disekelilingnya pergi, barulah dia sadar bahwa selama ini cinta telah mengelilinginya begitu rupa. ya, dia saja yang buta!

postingan yang mengingatkanku pada beberapa orang yang 'hilang' dariku.

mantap mas! kapan nih tulisan selanjutnya keluar...

Posting Komentar